Sebenarnya
tidak. Yang membuat kita merasa sakit adalah karena adanya perbedaan
suhu pada tubuh kita. Ketika kehujanan, biasanya yang terkena air hujan
adalah bagian kepala. Akibatnya, bagian kepala kita pun akan lebih
dingin dibandingkan bagian tubuh yang lain. Maka, setelah kehujanan,
kita akan merasa ada yang “lain” pada kepala kita, dan biasanya kita pun menyimpulkan kepala kita sakit.
Hal itu tak jauh beda jika tengkuk kita terus-menerus terkena angin, misalnya karena duduk lama di dekat jendela, dan kita pun biasanya akan merasa ada yang berbeda di bagian tengkuk kita.
Karena adanya perbedaan suhu tubuh setelah kehujanan itulah kemudian kita menganggap jadi sakit setelah terkena air hujan. Padahal, kalau seluruh bagian tubuh kita kehujanan, sebetulnya kita tidak akan sakit, karena seluruh tubuh jadi memiliki suhu yang sama. Karena itulah, kita pun dianjurkan untuk segera mandi air hangat setelah terguyur hujan, agar suhu tubuh kita segera kembali normal.
Meski orang dewasa dapat dikatakan tidak terlalu terpengaruh dengan hujan, namun tidak begitu dengan anak-anak. Tekanan udara yang rendah seperti hujan, mendung, dan kelembapan tinggi, dapat menjadi pemicu sakit kepala pada anak-anak. Menurunnya tekanan udara ikut menurunkan kekebalan tubuh, meski belum diketahui persis penyebabnya.
Dalam suatu studi yang dipimpin Dr. Mark Connely dari Children’s Mercy Hospital and Clinics di Kansas City, Missouri, ditemukan bahwa anak-anak cenderung lebih sering sakit kepala saat cuaca hujan, atau kelembapannya lebih tinggi dari biasanya.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Headache itu menyebutkan bahwa anak-anak memiliki kemungkinan menderita gejala sakit kepala sebesar 59 persen pada periode hujan, dan 21 persen pada cuaca kering. Sedangkan pada kondisi kelembapan tinggi di atas rata-rata, kemungkinan sakit kepala sebesar 58 persen, dan di saat kelembapan normal hanya 22 persen.
Meski begitu, para peneliti tetap belum mengetahui alasan pasti mengapa hujan dan kelembapan tinggi dapat memicu sakit kepala pada anak-anak.
Sumber : Google
Hal itu tak jauh beda jika tengkuk kita terus-menerus terkena angin, misalnya karena duduk lama di dekat jendela, dan kita pun biasanya akan merasa ada yang berbeda di bagian tengkuk kita.
Karena adanya perbedaan suhu tubuh setelah kehujanan itulah kemudian kita menganggap jadi sakit setelah terkena air hujan. Padahal, kalau seluruh bagian tubuh kita kehujanan, sebetulnya kita tidak akan sakit, karena seluruh tubuh jadi memiliki suhu yang sama. Karena itulah, kita pun dianjurkan untuk segera mandi air hangat setelah terguyur hujan, agar suhu tubuh kita segera kembali normal.
Meski orang dewasa dapat dikatakan tidak terlalu terpengaruh dengan hujan, namun tidak begitu dengan anak-anak. Tekanan udara yang rendah seperti hujan, mendung, dan kelembapan tinggi, dapat menjadi pemicu sakit kepala pada anak-anak. Menurunnya tekanan udara ikut menurunkan kekebalan tubuh, meski belum diketahui persis penyebabnya.
Dalam suatu studi yang dipimpin Dr. Mark Connely dari Children’s Mercy Hospital and Clinics di Kansas City, Missouri, ditemukan bahwa anak-anak cenderung lebih sering sakit kepala saat cuaca hujan, atau kelembapannya lebih tinggi dari biasanya.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Headache itu menyebutkan bahwa anak-anak memiliki kemungkinan menderita gejala sakit kepala sebesar 59 persen pada periode hujan, dan 21 persen pada cuaca kering. Sedangkan pada kondisi kelembapan tinggi di atas rata-rata, kemungkinan sakit kepala sebesar 58 persen, dan di saat kelembapan normal hanya 22 persen.
Meski begitu, para peneliti tetap belum mengetahui alasan pasti mengapa hujan dan kelembapan tinggi dapat memicu sakit kepala pada anak-anak.
Sumber : Google
1 Response to "Mengapa Air Hujan Bisa Membuat Kita Sakit ?"
Super Sekali (h)
Balas